Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Ilusi

Ilusi itu tidak nyata, tapi semakin dipikirkan semakin nyata, tapi tetap saja menembus dan tidak bisa diraih. Aku bisa menciptakannya, bahkan tanpa tertidur pun Itu tetap seperti angin, tak bisa diraih, tak bisa dilihat hanya bisa dirasa Perasaan itu berkecamuk, semua menjadi satu tapi aku tetap ingin memilih perasaan bahagia Karena aku tak pantas terbuai oleh ilusi Aku kembali terpejam, dunia kembali menertawaiku Tawanya begitu keras, seakan bola matanya ingin melompat Aku tersenyum pilu menyadari semua yang terjadi padaku Bahkan matahari yang dengan diam menyinari bumi pun ikut tertawa terbahak bahak Sesungguhnya, alam pun tau jawabannya namun aku memang yang harus memilih Setidaknya aku tak akan memilih sebuah asa yang membuat aku ditertawakan lagi Namun pilihan yang membuat dunia dan seisi alam memelukku 29/12/13 Kolaborasi dengan pujangga yang sama.

Lingkaran Api

Lingkaran itu tak akan pernah putus Kamu,aku,dia,dan mereka sedang berputar dalam lingkaran itu Tapi sebuah ilham menghampiriku Mengajakku keluar Dan aku akan segera pergi Bukan segera tapi telah pergi Seandainya bisa kau merengkuhku kembali kedalam lagi Namun aku sudah terlalu lelah berputar Terperanjat dalam cekikan batin batin yang ingin berbahagia Entah bahagia untuk sementara atau selamanya Untuk mengutuk api-api yang berkedok malaikat Biarkan semuanya berlalu Seperti tubuh dalam arau Ku terdiam mengutuk setiap susunan sarafku untuk mendapatkan jawaban Tapi sebenarnya Tuhan telah memberikan jawaban Tepat di susunan kedua bola mataku Dan disana tidak ada kamu. 28/12/13 Di perbincangan telefon Karya bukan seorang pujangga yang berkolaborasi @tikastiwi dan @maulshiro

Rintik Alam

Aku adalah hujan yang jatuh ke sungai, hanya ke jenisku Hujan yang seperti pelangi, terlihat indah namun sebenarnya tak bisa diraih. Sebenarnya ku tahu, hujan adalah sebutir yang bersyukur tidak pernah protes di manapun jatuhnya Tapi, kenapa hujan tidak pernah bisa menjadi aku, menyatu dan tak pernah mengeluh. Aku ingin mendengar, bagaimana hujan berbicara, agar ia bisa mengajarkan aku. Hujanku, kau menari indah di depanku, kau sedang mengejekku? Aku juga bingung, katanya kau itu berkah tapi mengapa setiap kau jatuh manusia melindungi tubuhnya darimu Jadi, wujudmu apa? Hujan, diamlah Aku sedang mengamatimu Tidak bisakah kau sedikit memberiku alasan mengapa orang-orang mendoakanmu ketika kau jatuh? Kau ada, kau terasa, kau nyata, tapi kau cepat datang dan cepat juga menghilang Kau tidak pernah peduli, apa yang kau sentuh ketika engkau terjatuh Bisakah aku menjadi kamu? Satu bait ini aku mengampu kepada hujan, mau kah kau menyertai hatiku Puisi kolaborasi karya @mau...

aku ada

aku tidak pernah berusaha untuk mencari sebuah pelipur lara yang baru. Dalam malam yang panjang di hampir 200 hari ini, aku selalu berdoa dalam pilu. Tapi, pilu itu terasa ramah di bagian jiwa ku. Peluh ku memang terlihat ingin selalu mengeluh. Namun tertahan oleh sinaran janjimu yang menguatkanku. meski dengan gontai aku bertahan, berkali kali aku ingin jatuh, hampir jatuh, bahkan pernah jatuh,  tapi aku mencoba kembali bangkit menuju angan-anganku. Bukan, bukan hanya anganku. Angan-angan indah yang pernah terajut di hari hari pertama kita namun aku merasa dalam kesendirian. Aku melihat dirimu berdiri kokoh di atas sebuah permadani yang indah, Tersenyum bahagia, sangat bahagia, terdapat nama ku terukir menakjubkan Di sela sela rongga hati mu, namun kau tidak pernah melihat ku yang berada Dibawahmu. Tangan ku tidak pernah berhenti terulur. Menunggu mu. Menunggu mu menjemputku, Dan memelukku dengan erat. Aku ada disini. Keberadaan ku nyata. Tapi mungkin ...