Rintik Alam
Aku adalah hujan yang jatuh ke sungai, hanya ke jenisku
Hujan yang seperti pelangi, terlihat indah namun sebenarnya tak bisa diraih.
Sebenarnya ku tahu, hujan adalah sebutir yang bersyukur tidak pernah protes di manapun jatuhnya
Tapi, kenapa hujan tidak pernah bisa menjadi aku, menyatu dan tak pernah mengeluh.
Aku ingin mendengar, bagaimana hujan berbicara, agar ia bisa mengajarkan aku.
Hujanku, kau menari indah di depanku, kau sedang mengejekku?
Aku juga bingung, katanya kau itu berkah tapi mengapa setiap kau jatuh manusia melindungi tubuhnya darimu
Jadi, wujudmu apa?
Hujan, diamlah
Aku sedang mengamatimu
Tidak bisakah kau sedikit memberiku alasan mengapa orang-orang mendoakanmu ketika kau jatuh?
Kau ada, kau terasa, kau nyata, tapi kau cepat datang dan cepat juga menghilang
Kau tidak pernah peduli, apa yang kau sentuh ketika engkau terjatuh
Bisakah aku menjadi kamu?
Satu bait ini aku mengampu kepada hujan, mau kah kau menyertai hatiku
Puisi kolaborasi karya @maulshiro & @tikastiwi
-Bogor, dikala natal dan hujan.
Hujan yang seperti pelangi, terlihat indah namun sebenarnya tak bisa diraih.
Sebenarnya ku tahu, hujan adalah sebutir yang bersyukur tidak pernah protes di manapun jatuhnya
Tapi, kenapa hujan tidak pernah bisa menjadi aku, menyatu dan tak pernah mengeluh.
Aku ingin mendengar, bagaimana hujan berbicara, agar ia bisa mengajarkan aku.
Hujanku, kau menari indah di depanku, kau sedang mengejekku?
Aku juga bingung, katanya kau itu berkah tapi mengapa setiap kau jatuh manusia melindungi tubuhnya darimu
Jadi, wujudmu apa?
Hujan, diamlah
Aku sedang mengamatimu
Tidak bisakah kau sedikit memberiku alasan mengapa orang-orang mendoakanmu ketika kau jatuh?
Kau ada, kau terasa, kau nyata, tapi kau cepat datang dan cepat juga menghilang
Kau tidak pernah peduli, apa yang kau sentuh ketika engkau terjatuh
Bisakah aku menjadi kamu?
Satu bait ini aku mengampu kepada hujan, mau kah kau menyertai hatiku
Puisi kolaborasi karya @maulshiro & @tikastiwi
-Bogor, dikala natal dan hujan.
Komentar
Posting Komentar