Dayak Ethnic Exhibition . I got a new family ! (Part 2)

Hai ! sesuai janji, aku bakal lanjutin lagi cerita menarik dari pameran ini :D
sebelumnya aku mau upload-upload dulu foto-foto hasil anyaman para ibu-ibu dayak ini.

ini adalah baby carrier alias gendongan bayi . terbuat dari kayu, dan berkerincing-kerincing berisik, supaya diemin bayi kalo lagi nangis hehe . gendongan bayi nya unik banget ! kalo masih umur kurang dari setahun, gendonganya di taro didepan, kalo udah gede, digendong dibelakang .





ini contoh cara gendongnya hihi lucu kaaan
 oke lanjut. yang ini adalah cahung , cahung itu maksudnya topi caping, yang biasa di pakai ke sawah sama petani, atau dipakai sama wanita yang sedang hamil 7 bulan 



 yang ini tiker hasil anyaman mereka. biasanya waktu buat bikin nya 3 bulan. udah diitung dari pas pertama kali ngambil rotan di hutan dan nganyam tiap hari. harga tiker ini kemarin dibentara budaya dijual range 1juta-2,5juta. tapi jangan salah, banyaak banget yang beli, sampe dateng tiker-tiker baru lagi dari samarinda via JNE hehe

by the way, gambar atau design yang ada di tikar ini, tidak di gambar, semua tersimpan didalam memori mereka loh! dan design ini mereka dapatkan lewat mimpi, jadi ga sembarang orang bisa buat corak ini 

 nah yang ini tempat sirih, yang agak panjang itu tempat naro alat tulis. 


 yang ini patung yang biasanya ditaro didepan rumah atau jalan masuk desa, digunakan untuk menjaga desa dari hal-hal buruk. 

sebenernya tuh masih banyaaaaak lagi foto-fotonya, mungkin lain waktu bisa aku upload lagi.

selanjutnya aku mau cerita.
jadi, suku dayak itu emang sekarang masih ada, yang asli dayak dan tinggal di sana ya, tapi bisa dibilang hampir punah juga, kenapa? jadi gini penuturan Ibu Limbang dan bu Tirah, sebentar aku kasih tau dulu orangnya yang mana hehe 

ini ibu Tirah . mirip nggak sama aku? haha

oke cukup intermezo nya, lanjut ke cerita .
di bentara budaya kan ada latihan tari tradisional gratis,kebetulan aku koordinatornya,jadi aku ajak ibu-ibu dayak ini supaya mau berpartisipasi. trus beliau bilang :
"kami itu bangga sama anak-anak jakarta yang mau melestarikan tari tradisional, di kampung anak-anak sekarang sudah nggak mau belajar tari apalagi belajar anyam, mereka bilang malu lah, apa lah, karena pikiran mereka sudah termodernisasi oleh orang-orang kota. jadi mereka mau nya nonton tv, main hp dan segala macam rupa gaya khas orang jakarta. mereka itu meniru dari tayangan-tayangan yang ada di tv. tapi ketika mereka melihat ada tarian dayak di tv, mereka teriak teriak kegirangan bangga karena tariannya di tampilkan di tv"
kemudian Ibu Tirah ini menasihati anak-anak nya "kamu harusnya malu, tarian kita dibawakan orang lain, harusnya kamu bangga kalo kamu sendiri yang bisa melestarikan tarian dayak dan mengenalkan ke orang-orang. masa mereka bisa tarian kita, tapi kita malah tidak bisa"

Ibu Limbang menambahkan "di generasi kami, banyak yang bisa main alat musik tradisional dan tari dayak, tapi mereka tidak ada waktu untuk mengajarkan anak-anak, karena tidak dipungut biaya juga, dan akan lebih menguntungkan apabila kami pergi berladang. seharusnya dinas pariwisata dan budaya memperhatikan kami, berilah bayaran kepada yang bisa mengajarkan tari tradisional dayak dan alat musiknya, agar meskipun tidak pergi ke ladang, dan hanya bekerja sebagai pelatih untuk melestarikan budaya, mereka juga punya penghasilan.."

kemudian beliau berkata lagi "di suku kami, orang-orang berkuping panjang juga sudah sedikit, karena malu ketika mau berkunjung ke kota. dulu, kami kira Indonesia itu hanya sebesar pulau desa-desa di suku-suku kami saja, karena kami kan tinggal di pulau-pulau pinggir sungai, dan sekolah itu hanya ada sampai kelas 3SD di desa, tapi karena anak-anak mau sekolah lebih tinggi lagi, jadi mereka sekolah di kota, seperti Samarinda atau Banjarmasin, jadi mereka tidak mau memilki kuping panjang lagi. generasi kuping panjang mungkin sudah generasi terakhir sekarang, dan generasi anak-anak muda kami tidak ada lagi kuping panjang"

Ibu Tirah menambahkan "tapi jangan salah, meskipun kami orang desa di pedalaman, kami juga sedih ketika menyetel tv, tiap hari berita korupsi terus, sampai-sampai ketika kami ke jakarta, teman-teman di kampung telpon dan sms, "kamu sudah lihat tempat nnti si anas digantung? (re: monas)" 

lalu Ibu Limbang berkata "kami takjub melihat monas, maklum kami dari desa hehe" 
itu segelintir cerita dari mereka ketika aku sedang boring jadi stand guide dan lagi sepi pengunjung hehe

*usulan nih buat dinas pariwisata dan budaya supaya didengar keluhan Ibu dari suku dayak ini* sedih juga kalau sampai agak punah gitu, dan pas denger cerita ini aku miris sekaligus sedih aja, please never let our dayak disappear, jangan sampai negara lain yang mengklaim suku asli di Indonesia ini. save them!
jadi inti nya bangga lah kita buat melestarikan budaya budaya yang ada di Indonesia, kalau kata nya pak Wid (pensiunan outsourcing di bentara budaya) "kemanapun kamu pergi, pasti selalu ada sejarah yang mengikuti, jangan hanya nikmati keindahannya saja, tanya ceritanya, supaya kamu tau budaya apa yang ada disitu"

by the way, karena tertarik budaya, udah berapa orang yang suruh aku pindah jurusan kuliah haha
maklum akuntansi ke sejarah atau budaya berbanding terbalik hihi


oke sekarang aku mau upload foto-foto pameran lagi :D
ini tudung saji . lucu kaan hehe

ini tas tapi sebutan nya anjat , dan ini serius keren! bukan cat loh, bukan gambar, ini anyaman 100% . warna hitamnya itu diambil dari warna alami 





jadi didalem pamerannya itu ada panggung-panggung kecil buat kita melihat demo cara membuat anyaman-anyaman ini










nah ini nih buku yang dimaksud. plaited arts . yang isinya detail semua tentang  seni anyam suku dayak di kalimantan, bukunya bahasa inggris dan tebeeeeel banget lengkap sama foto-fotonya
harganya 600rb rupiah, worth banget sama isinya!


oh iya. suku dayak itu ada berbagai macam suku nya. dan mereka, nggak ngerti bahasa satu suku dengan suku yang lain, mangkanya mereka pake bahasa indonesia, sebagai bahasa penghubung komunikasi mereka. unik ya! 

ngomong-ngomong, aku mau ngucapin terima kasih banyak sama bentara budaya terutama mba ika yang udah mempercayakan aku buat jadi stand guide. praktek ngomong bahasa inggris guide-in turis asing enak juga ternyata hehe . dan banyak pengalaman yang tak terlupakan di acara pameran ini, walaupun capek dan banyak hal-hal yang melelahkan, tapi sebanding deh sama pengalaman yang terus bertambah tiap hari.

Thanks God, you gave me the chance to feel best experience ever :)

Komentar

  1. Kebanyakan muji sendiri,miss dayak dasar.haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim anonim, ngapain ga pake nama, udah tau nih siapa yang komen haha .

      Hapus
    2. apalah arti sebuah nama...

      Hapus
  2. Ibu Tirah itu kayaknya yg baju Dayak wrn Merah .. saya sering juga pameran bareng beliau 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Persiapan Menikah Dengan Tabungan Sendiri

Persiapan Sebelum Pernikahan, Pendaftaran KUA Juli 2017