Kehamilanku yang Harus Aku Ikhlaskan

Assalamualaikum WR. WB

Hampir 2 minggu yang lalu (13 Juli 2018), aku merasakan operasi kuret yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan akan terjadi dalam kehidupanku, yang akan aku ceritakan pada tulisanku kali ini.

Semua pasangan yang baru menikah, pasti sangat mendambakan sekali untuk memiliki anak, begitupun aku, setelah 6 bulan menikah, dimana aku sengaja untuk tidak program, agar bisa pacaran berdua lebih lama sama suami (karena sebelum menikah aku LDR, kisah ini akan kutulis menyusul), masuk ke bulan 7 pernikahan aku mulai untuk memulai program hamil sendiri, selama 2 bulan, pada bulan Maret dan April aku benar-benar mensterilkan makanan yang masuk kedalam tubuhku, seperti mengurangi makan mie instan, makanan-makanan mengandung micin, mengurangi olahraga berat (berenti gym), mulai perbanyak makan sayur, buah, susu persiapan hamil dan vitamin yang mengandung asam folat.

Siklus haidku semenjak menikah sangat tidak teratur, pernah setelah 3 bulan menikah, aku telat 20 hari dimana aku pikir aku mulai hamil, namun testpack tidak menunjukan garis positif, sampai hari ke 21 telat haid, perutku sakit luar biasa, dan keluar seperti gumpalan daging merah yang sangat tebal, saat itu aku gemetar didalam toilet kantorku, perutku sakit luar biasa, aku berpikir apakah aku keguguran, atau aku memang haid.

Keesokan harinya aku langsung pergi ke 2 dokter, dimana salah satunya bilang kemungkinan besar aku missed abortion (keguguran) dan dokter kandungan yang lain bilang bahwa itu adalah penebalan rahim yang sudah terlalu lama tidak luruh, sehingga membentuk gumpalan yang sangat besar. Meskipun terdapat 2 pendapat, aku tetap berpegang teguh bahwa itu memang darah haid dan bukan keguguran. Namun memang beberapa hari perutku benar-benar sakit luar biasa dan keluar kembali gumpalan-gumpalan darah yang sudah lebih kecil dari sebelumnya, dan aku masih tetap menganggap itu haid biasa. Oh iya, saat di USG juga, dokter tidak menemukan ada kista atau miom, sehingga beliau bilang bahwa rahim ku bersih dan bagus, Alhamdulillah.

Bulan-bulan selanjutnya, jadwal haidku selalu mundur 7 hari dari tanggal haid pertama sebelumnya, sampai akhirnya bulan April, haidku tepat waktu seperti tanggal haid di bulan Maret. Di bulan Mei, menuju bulan-bulan puasa sampai awal bulan puasa dimana mendekati tanggal haidku dibulan sebelumnya, aku sudah pasrah dan ikhlas, apakah akan diberi kesempatan hamil atau tidak, namun aku merasakan gejala-gejala yang tidak biasa, seperti nyeri dibagian bawah perut, nyeri di pinggang yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, dan mulai mual-mual. Sebenarnya, tanda-tanda ini masih aku abaikan, sampai akhirnya aku telat haid 3 hari, dan feelingku seperti berkata aku hamil.

Aku memang sudah menyediakan testpack dirumah, dan akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba testpack saat sahur. Pada testpack tersebut terlihat garis dua, dimana salah satunya sangat samar-samar sekali. Pada saat itu aku belum yakin, karena garis masih belum jelas. Tanda-tanda kehamilan sudah semakin aku rasakan tiap hari, seperti mual yang bertambah parah, pusing luar biasa, payudaraku terasa sakit dan nyeri perut dibagian bawah. Sampai akhirnya, saat telat 7 hari, dengan testpack yang sangat samar-samar, aku memberanikan diri untuk mencoba USG. Hasil USG menandakan penebalan rahim, dimana Dokter tersebut mengatakan bahwa ada kemungkinan 80% aku hamil. Dokter menyarankan untuk jangan sesumbar, dan banyak berdoa agar benar kemungkinan hamil tersebut.

hasil testpack telat 20 hari semakin jelas


hasil testpack telat haid 10 hari


hasil USG telat 7 hari

Akhirnya, 1 minggu kemudian aku mulai testpack kembali dan garis semakin jelas, aku kembali mencoba datang ke dokter kandungan untuk kembali USG, namun masih juga belum terlihat kantung janin, karena masih tertutup penebalan dinding rahimku, namun jika dilihat dari hari terakhir aku haid, dokter berasumsi bahwa umur kandunganku sudah 4 minggu, aku diberikan obat penguat kandungan dan aku dijadwalkan kembali untuk kontrol 1 bulan kemudian.

hasil usg telat haid 2 minggu

Tanda-tanda kehamilan yang aku rasakan masih sama dengan sebelumnya, namun bertambah dengan sensitifnya aku terhadap bau-bau-an yang mengundang mual dan muntah, dan ngidam makanan dan minuman namun tidak setiap hari. Selama kehamilan ini aku benar-benar menjaga asupan makanan, dan tidak puasa 10 hari karena aku tidak kuat dengan kepala yang sangat nyut-nyut-an dan mual karena tidak ada masuk makanan. Aku juga sempat mudik saat lebaran, dan benar-benar tidak mau terlalu lelah karena takut kenapa-kenapa.

Akhirnya, 1 bulan berlalu, waktu untuk kontrol tiba pada sekitar akhir Juni, yang artinya aku sudah tidak haid selama 2 bulan, Pagi hari sebelum kontrol, keluar sedikit bercak coklat muda sekali, dan aku masih bersikap tenang-tenang saja. Jika dilihat dari kontrol di Dokter sebelumnya, harusnya umur kehamilanku sudah 8 minggu kurang. Namun, pada kontrol kali ini aku ganti Dokter kandungan yang lebih dekat dengan tempat tinggalku dengan suami. Setelah USG, Alhamdulillah sudah terlihat kantung janin sebesar 1,52mm dimana ukuran kandungannya adalah 6 minggu 5 hari, mundur 5 hari dari asumsi Dokter sebelumnya. Dokter bilang, flek yang keluar adalah merupakan proses implantasi atau penempelan sel telur pada dinding rahim. Sebagian ibu hamil memang ada yang mengalami ini, aku merasa lega. Dokter memberikan aku obat penguat kandungan, obat nyeri pinggang dan perut dan vitamin. Beliau menyarankan, apabila perut dan pinggangku nyeri, aku harus bedrest. Namun, dilema seorang istri yang juga pekerja, aku tidak bisa bedrest terus tiap merasakan nyeri, jadi aku tetap kerja seperti biasa.

Dua hari setelah kontrol, aku dan suami berkunjung kerumah orangtua mengendarai motor, sesampainya dirumah orangtua, keluar flek coklat dan bertambah banyak dengan sedikit kemerahan, aku takut sampai menangis, namun semakin deras tangisanku, semakin banyak pula fleknya sampai aku harus pakai softex. Dan akhirnya aku mulai menenangkan diri dan bedrest, dan fleknya lumayan sedikit berkurang. Akhirnya aku menghubungi Dokter terkait flek ini, dan Dokter menyarankan untuk dirawat inap saja, namun karena aku bilang flek mulai berkurang karena bedrest, Dokter membolehkan aku untuk bedrest saja.

Seminggu berlalu, dan flek tak kunjung berhenti, seharusnya jadwal kontrol kandunganku masih 2 minggu lagi, tapi karena aku khawatir, 2 hari sebelum jadwal yang ditentukan, aku memberanikan diri untuk kembali USG. Harusnya, hari dimana aku kontrol umur kehamilanku sudah menuju 9-10 minggu. Saat di USG perut, kantong janin ku membesar 0,3mm namun belum ada terlihat detak atau si janin. Akhirnya aku USG Transvaginal, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan juga. Dokter berkata bahwa, kandunganku tidak normal. Saat itu aku down luar biasa. Aku tidak dapat menanyakan apapun, namun aku masih mau bertahan dengan kandunganku, Dokter bilang jika dalam beberapa hari pendarahan, langsung saja datang ke UGD, namun jika tidak ada pendarahan berdoa saja semoga ada mukzizat dan kembali kontrol 2 minggu lagi.

Sepulang dari Dokter aku menangis di pelukan suami, aku down, sedih, campur aduk. Flekku tidak kunjung berhenti, Dokter memberikan surat izin agar aku bisa bedrest selama 3 hari. Pagi hari setelah waktu bedrest berakhir, aku kembali masuk kerja, namun saat mau mandi, keluar darah merah segar yang lumayan banyak, namun aku tetap tenang dan tidak mau berpikiran macam-macam.

Aku tetap ke kantor seperti biasa, namun darah juga masih keluar, dan akhirnya aku izin pulang cepat untuk langsung ke UGD. Sesampainya di Rumah Sakit, bidan memeriksa aku dengan alat cucur bebek untuk melihat apakah pendarahannya berasal dari luar atau dari dalam. Baru diperiksa dengan alat tersebut saja aku merasakan sakit yang agak lumayan. Akhirnya aku langsung masuk ke ruang dokter kandungan untuk diperiksa kembali dengan USG transvaginal, dan kantung janin ku mengecil 0,2mm masih belum ada tanda-tanda kehidupan juga, dan aku divonis missed abortion brighted ovum atau biasa kita tau hamil kosong atau hamil diluar kandungan. Tanpa basa basi, Dokter menyarankan aku kuret dengan segera. Aku menanyakan kenapa tidak dikeluarkan saja dengan obat pengugur, namun Dokter bilang obat itu lebih sakit 2x lipat, dan jika masih kurang bersih aku tetap saja harus operasi kuret.

Sedih? Iya. Sakit hati? Iya. Karena aku tidak bisa mempertahankan kandunganku, dan harus operasi kuret segera agar aku juga bisa selamat. Aku sedih, karena ujian ini begitu berat daripada ujian-ujian yang telah aku lewati sebelumnya, namun aku hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi. Insya Allah memang ini adalah jalan yang terbaik. Ini juga merupakan pengalaman pertama kali aku masuk rumah sakit, dan menyentuh jarum infus.

Sebelumnya, aku di cek dulu darah di lab rumah sakit, untuk mempersiapkan bahwa dalam tubuhku baik-baik saja untuk operasi esok hari. Satu jam menunggu, hasil lab menunjukan darahku normal, akhirnya aku masuk keruang tindakan, untuk dipasangkan alat laminaria untuk membuka jalan lahir, agar alat kuret bisa masuk. Saat dipasangkan alat tersebut, masya Allah sakitnya bukan main. Setelah dipasangkan alat tersebut, aku dipindahkan ke kamar perawatan, aku harus dalam posisi tidur dan untuk buang air pun di pispot, karena takut alat tersebut turun. Setelah 8 jam dipasang laminaria, mungkin proses pembukaan 1 dimulai, jalan lahir dipaksa untuk membuka, dan sakitnya bukan main, rasanya aku ingin pingsan dan dibius saja agar aku tidak merasakan apapun, suami menguatkanku sembari membaca istighfar bersamaan. Darah segar mulai keluar mengalir dengan deras, dan lama kelamaan sakitnya menghilang.




Pagi hari, setelah sarapan, aku diharuskan puasa, selama 6 jam sebelum operasi yang jadwalnya jam 2 siang. Sekitar jam 9/10 pagi, aku bersin, dan saat mau buang air kecil, ternyata akibat bersin itu keluar seperti jaringan abu-abu dan gumpalan darah. Aku menanyakan ke Bidan yang jaga, itu adalah jaringan calon bayi. Akhirnya aku dipindahkan keruang tindakan, karena takut pendarahan lebih hebat agar bisa langsung masuk keruang operasi. Pada saat menunggu, alat laminaria dan kasa didalam rahimku dikeluarkan secara manual, dan rasanya juga lumayan sakit, masya Allah kesakitan ini tiada henti. Sampai akhirnya aku masuk keruang operasi sekitar jam 5, dimana seharusnya jam 2, karena Dokter ada 4 operasi SC yang sudah emergency. Diruang operasi aku dibius total dan tidak tahu apa-apa lagi.


atas kiri; janin 1,55mm
atas kanan; janin 1,53mm
bawah : setelah operasi kuret

Tiga jam kemudian aku sadar dan diberikan makan untuk minum obat, namun aku muntah-muntah karena efek dari obat biusnya, dan diperbolehkan langsung pulang dengan efek bius yang masih berasa. Aku diberikan waktu seminggu untuk bedrest dirumah dan diusahakan untuk tidak banyak bergerak, karena masih akan terasa nyeri akibat dari operasi kuret.

Darah nifas keguguran juga masih keluar sampai beberapa hari, total sekitar 10 hari. Seminggu setelah operasi aku kembali kontrol untuk melihat kondisi rahim. Alhamdulillah rahimku sudah bersih, dan tidak terdeteksi ada sesuatu pada jaringan yang keluar dari rahimku. Dokter memberikan surat rekomendasi untuk aku dan suami ku, yaitu test tokso untuk istri dan test kualitas sperma untuk suami. Dalam waktu 1 bulan, aku belum boleh berhubungan dulu dengan suami dan 3 bulan jangan hamil terlebih dahulu. 

Selama masa pemulihan, aku belajar ikhlas dan bersabar. Terlebih lagi, disaat aku sedang butuh-butuhnya motivasi dari suami, aku dikabarkan bahwa suamiku akan di mutasi ke Kalimantan Tengah. Allah memberikan ujian yang luar biasa kepada aku dan suami, tapi aku selalu yakin, bahwa, Allah sayang dengan kami berdua.

Setelah aku berpikir dan memetik hikmah, akan lebih berat apabila aku sedang hamil dan aku harus long distance dengan suami, dan memang aku belum bisa hamil selama 4 bulan kedepan, long distance dengan suami merupakan waktu yang tepat untuk saat ini.

Aku hanya bisa bersyukur, dengan semua yang terjadi saat ini, insya Allah, Allah akan memberikan hadiah kembali atas keikhlasan dan kesabaranku, hadiah yang lebih Indah. Alhamdulillah, teman-teman, sahabat dan keluarga besar sangat mendukungku dan menyemangati aku untuk tetap kuat. 

Semangat untuk para ibu-ibu yang juga merasakan keguguran, percayalah rencana Allah lebih Indah.

Wassalamualaikum WR. WB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Persiapan Menikah Dengan Tabungan Sendiri

Dayak Ethnic Exhibition . I got a new family ! (Part 2)

Persiapan Sebelum Pernikahan, Pendaftaran KUA Juli 2017