Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Mata Dari Balik Lensa

Kamu mungkin memang selalu ragu menatap lama Sepertinya bagimu,mata sangat berharga Hai, kami ada disini Tapi mengapa mata mu berada kearah berbeda Lambaian tanganku tak cukup menyentuh mata mu,kah? Hai, Kau menyukai sebongkah kamera Melihat buana dari sebuah lensa Sepertinya aku tau Kau berani menatap dari balik kaca kecil itu Melihat bola mata dari sudut yang berbeda Dan menyentuh nya dengan hati yang berbinar Namun itu akan terasa bahagia Karena engkau memperhatikan lama tanpa ia tau matamu diam diam berbicara Tapi bergeraklah kawan. Terkadang cinta itu datang sembari bertatap dalam Aku yakin, suatu saat akan datang Ketika kau menembus sebuah dinding Berani menatap tanpa setitik penghalang Dan mendapatkan satu bidadari yang ingin kau tatap lama Terinspirasi dari sahabat karib tebo @arditebo si abang fotografer, bernama matius @matiusmustacho yang kayaknya ga pernah pisah sama kamera nya dan yang kata nya tebo nggak berani natep mata cewe dari pas masih embrio :...

Lelapnya Ayah di Ruang Tunggu

Hari ini aku sedikit bosan bercengkrama didalam sebuah ruangan yang ramai, tapi sebenarnya sunyi. Kita tidak tahu apa yang dibicarakan, dan hanya berdiskusi dengan keegoisan diri. Aku keluar dari dalam ruangan, mencari sebuah pemandangan yang lebih asri. Namun aku hanya melihat seorang pria, setengah abad, duduk tertidur dengan lelahnya. Itu Ayah. Ayah diruang tunggu, tertidur lelap. Aku menegurnya sekejap. Berdiri disampingya, dan ingin memeluknya, namun aku malu. Heran, apakah rindu itu selalu sulit diungkapkan? Aku sudah terlalu lama bergerak, sampai aku lupa kapan terakhir memeluknya dengan erat. Tidurnya Ayah, membuat aku ingin ke tempat sepi dan menangis. Selama ini aku ingin merasa lelah dan mengeluh, tentang apa yang tidak aku miliki, dan orang lain punya yang lebih. Selama ini aku ingin berteriak bahwa aku tidak ingin merasakan susah ini. selama ini aku ingin menangis hebat karena aku ingin semua ini berakhir. Selama ini aku ingin rasanya membuat rasa syukur m...

Sehelai Rambut Putih Mama

Pagi ini, kami bercermin bersama. Hari ini, aku ingin berpergian menghabiskan waktu dengannya. Mama, Ia selalu terlalu cantik. Aku berdiri dibelakangnya, dan ia memintaku untuk mencabut sehelai rambutnya yang memutih. “Ma, ada banyak yang warna putih.. aku cabut satu saja ya yang ini” Entah, ini membuat aku terdiam. Mungkin maksud mama, ia hanya meminta tolong kepadaku untuk membuang sehelai rambutnya. Tapi bagi ku, sehelai itu sungguh sangat bermakna. Aku sudah tumbuh besar, sampai-sampai banyak sekali helaian rambut putih mama terlihat. Aku berfikir, bahwa mama ingin melihat sehelai rambut putih mama, agar aku mengerti, bahwa ia tidak lagi muda. Dan aku harus segera mencapai semua mimpi yang selama ini ia idamkan. Di perjalanan, kami bercengkrama bersama, tapi isi hati ku melangla buana menembus langit cerah hari ini. Di atas sana mungkin mereka berdebat, apa yang harus diperjuangkan terlebih dahulu. Lagi-lagi aku teringat pada beberapa helai rambut putih mam...

between grateful, thankfull and forgiveness

Entah. Hari ini aku benar-benar merasa syukur yang luar biasa atas nikmat Tuhan, yang masih memberikan aku kesempatan untuk melihat dunia. Rasa syukur ini, akan aku dedikasikan pada ungkapan terimakasih dan maaf, untuk semua yang telah menjadi kepingan kisah di kehidupan ku. Teruntuk, mama, papa, teman, sahabat, orang yang sempat menjadi belahan jiwa, dan semua disekelilingku. Terimakasih, telah membesarkan ku, dan dengan sabar merawatku. Terimakasih, telah memberikan rasa kasih sayang yang besar, agar aku tetap ikhlas dalam menjalani kehidupan Terimakasih, atas seluruh butiran keringat yang keluar, hanya untuk mencintai aku. Terimakasih, untuk pernah hadir di kehidupanku, kemudian berpisah Terimakasih, telah memuji ku diatas semua kelemahanku Terimakasih, tetap menemaniku meskipun tahu semua kekuranganku Terimakasih, pernah hadir untuk menyakitiku, tapi hal itu membuat aku semakin kuat Terimakasih, pernah menyayangiku, dan menganggap aku adalah seseorang yang istime...

Rindu, Tuhan

Tuhan. Aku rindu. Tidak bisa kah, Engkau menyentuhku sesaat disini? Aku ingin mendekapMu dengan seluruh raga ku yang bernoda ini Terkadang aku bosan, Tapi aku mencintaiMu Hanya saja aku sembunyi dari mendalami cara mencintaiMu MencintaiMu sebesar aku mencintai kefanaan Aku memang hina dihadapanMu Tapi aku tidak senang menghindar Karena aku ingin tetap Kau yang selalu memelukku dalam dinginnya siang Tuhan. Jangan pernah bosan mendengar maafku maaf yang entah lebih dari Engkau memaafkan seluruh hambaMu Tuhan, tidak bisakah engkau memberi jawaban? Atau sekedar tanda saja, jika engkau telah memaafkan semua tentang aku? Tuhan, aku rindu. Aku rindu diriku yang dulu..

Positif

Aura positif alam membawa kehidupan yang baru Aku pernah tertatih karena satu yang susah dilepaskan Mungkin ia berusaha terlihat membenciku Supaya aku pergi dan mendapatkan yang lebih baik dari dirinya. Mungkin ia berusaha untuk menjauh, Agar aku menjauh dan menemui yang lebih baik dari dirinya. Semua hanya kepura-puraan sampai akhirnya bertemu dengan yang nyata bagaimanapun aku berterimakasih.

Cinta adalah Cinta

Aku tau cinta itu adalah anugerah terindah dari Tuhan. Tapi ternyata, aku belum merasakan anugerah terindah itu sendiri. Beberapa kali jatuh cinta, Namun cinta itu tidak tampak nyata. Ada cinta tapi ternyata mengagumi Ada cinta tapi tidak pernah bisa serius Ada cinta tapi hanya terjebak obsesi Ya, obsesi. Aku terkadang berfikir, cinta dan obsesi untuk memiliki itu sangat tipis untuk di terka. Cinta? Yakin engkau cinta? Sayang? Yakin sayang itu cinta? Tulus? Yakin tulus itu bisa terukur kedalam cinta? Nyaman? Yakin kenyamanan itu karena cinta? Peduli? Yakin peduli arti dari cinta itu sendiri? Terkadang, semua itu muncul karena obsesi. Entah karena hati mu sepi, atau kau sedang menyayangi seseorang, namun bukan cinta. Tapi karena engkau terlalu baik untuk peduli. Obsesi untuk memiliki apalagi. Nanti, ketika engkau menyatakan cinta, tapi engkau tidak sadar itu adalah sebuah obsesi, Perasaan jenuh dan peduli akan datang dan pergi. Bukan sesekali, namun sering. Jika sesek...

Jatuh Cinta

Sesungguhnya, aku rada benci dengan jatuh cinta Namun, itu menyenangkan Anomali setiap harinya, jari jemari berlilit bagai tali Paradoks pikiran yang menyebalkan namun menggugah senyum Aku benci jatuh cinta tapi aku bahagia jatuh cinta Jatuh cinta biasa saja, namun tidak biasa dalam hati Aku berjibaku dengan hal irasional, tapi aku kehilangan pikirku Aku..bingung, jatuh cinta kah aku? Atau pengalihan isu? Yogyakarta, 21 Januari 2014 Karya achmad maulana sirojjudin @maulshiro

ini tentang cinta, cinta dan cinta, aku, kamu dan kita.

Pertama kali aku merasakan cinta, saat itu ketika aku masih belum mengerti apa arti cinta itu sendiri. aku mengagumi seseorang sejak lama. Tapi aku rasa ini bukan cinta, hanya mengagumi. Tapi perasaan ini berjalan terus sampai 1/4 windu. Rasanya, aku bahagia ketika bertemu dia. Ya bahagia. Sampai suatu saat, tanpa komitmen, kita berjalan begitu saja. Semua perasaan, suka dan duka semua bercampur jadi satu. saat itu cinta kita terpisah karena jarak. Bukan hanya jarak waktu dan tempat, tapi karena alasan lain juga. Tapi aku selalu bahagia mengenangnya. Hingga suatu saat, ada faktor lain, bukan, bukan hal yang menyimpang Justru ini hal yang baik yang memisahkan kita. Aku berubah menjadi sok baik dan sok benar. Seakan cinta kita tidak bisa disatukan lagi. Padahal aku selalu ingin bersama. Saat itu, bukan diriku menentukan. Aku menjadi orang lain. Lebih dari 365 hari, hati ku sepi. Tidak ada yang mengisi kekosongan ini. Hanya Tuhan yang selalu menenangkan aku. suatu h...